Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Maret 2013

Makalah Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN


2.1.      Latar Belakang Masalah
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar.
Salah satunya adalah memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

2.2.      Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang menjadi penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia?
2.      Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia?

2.3.      Tujuan Penulisan
1.      Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
2.      Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1.      Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia
Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu :
2.1.1.      Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu �goal� apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.
2.1.2.      Efisiensi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih �murah�. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
2.1.3.      Standardisasi Pendidikan Di Indonesia
Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Tentunya setelah melewati proses untuk menentukan standar yang akan diambil.
Tinjauan terhadap standardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia juga tentu tidah hanya sebatas yang kami bahas di atas. Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya. Dan semoga jika kita mengetehui akar permasalahannya, kita dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia sehingga jadi kebih baik lagi.
Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.
2.1.4.      Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Untuk sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi kita yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap. Sementara laboratorium tidak standar, pemakaian teknologi informasi tidak memadai dan sebagainya. Bahkan masih banyak sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki laboratorium dan sebagainya.
Data Balitbang Depdiknas (2003) menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga yang menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi MI diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi MI lebih buruk daripada SD pada umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
2.1.5.      Rendahnya Kualitas Guru
Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.
Walaupun guru dan pengajar bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan pendidikan tetapi, pengajaran merupakan titik sentral pendidikan dan kualifikasi, sebagai cermin kualitas, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.
2.1.6.      Rendahnya Kesejahteraan Guru
Rendahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. guru bantu Rp, 460 ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).
2.1.7.      Rendahnya Prestasi Siswa
Dengan keadaan yang demikian itu (rendahnya sarana fisik, kualitas guru, dan kesejahteraan guru) pencapaian prestasi siswa pun menjadi tidak memuaskan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia (Greaney,1992), studi IEA (Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di Asia Timur menunjukan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor tes membaca untuk siswa SD: 75,5 (Hongkong), 74,0 (Singapura), 65,1 (Thailand), 52,6 (Filipina), dan 51,7 (Indonesia).
Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda.
2.1.8.      Kurangnya Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000 menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa). Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas. Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan menghambat pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah ketidakmerataan tersebut.
2.1.9.      Rendahnya Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%, Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan 15,07%. Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3 juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan tersendiri. Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya kurang funsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.
2.1.10.  Mahalnya Biaya Pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.
Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.

2.2.      Solusi dari Permasalahan-permasalahan Pendidikan di Indonesia
Untuk mengatasi masalah-masalah di atas, secara garis besar ada dua solusi yang dapat diberikan yaitu:
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Maka, solusi untuk masalah-masalah yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan �seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan� berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.



BAB III
PENUTUP


3.1.      Kesimpulan
Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Masalah-masalah lainya yang menjadi penyebabnya yaitu:
1). Rendahnya sarana fisik,
2). Rendahnya kualitas guru,
3). Rendahnya kesejahteraan guru,
4). Rendahnya prestasi siswa,
5). Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
6). Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
7). Mahalnya biaya pendidikan.
Adapun solusi yang dapat diberikan dari permasalahan di atas antara lain dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, dan meningkatkan kualitas guru serta prestasi siswa.

3.2.      Saran
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

�Nlo  `m tops:list 27.0pt'>3.1        Kesimpulan
Dalam hubungan bernegara memang tidak selamanya berjalan harmonis pasti terdapat beberapa potensi persoalan yang dapat menggoyahkan hubungan antar negara. Setiap persoalan yang terjadi dapat menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing – masing negara, dampak tersebut dapat berupa kerja sama atau konflik. Misalnya dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia dan Malaysia telah mengalami berbagai persoalan yang mengganggu kerja sama yang selama ini telah dibangun. Dari permasalahan perbatasan yang hampir mengarah pada konflik militer kemudian Persoalan TKI ilegal,masalah pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia.Terkadang dalam suatu konflik, satu aspek yang terkena konflik dapat merambat ke aspek-aspek lainnya.
Agar tidak terulang lagi atau setidaknya mengantisipasi dan meminimalisir konflik-konflk yang terjadi,Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi konflik dan perlu meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia terhadap Malaysia. Segala upaya yang dilakukan bertujuan agar kelak tidak ada lagi permasalahan yang mengganggu hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia.
Pada dasarnya hubungan antar negara dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing negara dan hubungan antar negara dapat berjalan dengan baik jika kepentingan-kepentingan tersebut tidak saling berbenturan. Oleh karena itu kedua negara harus saling menghormati,menghargai satu sama lain,saling terbuka dalam menyikapi setiap permasalahan serta mengantisipasi dan mengelola potensi konflik, dan akhirnya mengembangkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan diberbagai bidang.
Jadi, perlu kita sadari bahwa membina hubungan baik antar negara merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup bernegara. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat indonesia serta kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam membina hubungan tersebut. Dari faktor-faktor penyebab konflik serta hambatan – hambatan yang terjadi, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk dikurangi , Yang penting bagi bangsa Indonesia saat ini adalah mengadakan rekonsiliasi bagi semua kejadian akibat situasi dan kondisi yang tidak kondusif saat ini.Kita harus terus berupaya dan saling mendukung dan berjuang merajut masa depan yang lebih baik.mari kita curahkan energi kita untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan Kepentingan seluruh rakyat indonesia.



DAFTAR PUSTAKA

-         Budiardjo , Miriam , Dasar – dasar ilmu politik , Gramedia , Jakarta , 2008
-         H.I , Rahman , sistem politik indonesia , Graha ilmu , Yogyakarta , 2007
-         Sekitar kita , 2009 , “ kerjasama Indonesia dan Malaysia “ , www.sekitarkita.com , 10 Desember 2009.
-         Wikipedia , 2009 , “ Politik Luar Negeri “ , www.wikipedia.org , 11 desember 2009.
-         Tempointeraktif , 2009 , “Hubungan kerjasama Indonesia dan Malaysia“ www.tempointerkatif.com , 12 Desember 2009.,

Mobil ESEMKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Identitas Makalah
Pembuatan makalah yang berjudul “Mobil Kiat ESEMKA” ini yang disusun oleh siswa-siswa SMA YADIKA 8 membahas tentang karya ilmiah anak bangsa yaitu anak SMK. Disini akan membahas tentang faktor-faktor, latar belakang ekonomi, peran keluarga dan masih banyak lagi.
Kita berharap mobil kreasi anak bangsa tidak mandek karena terlalu banyak   persyaratan yang menghadang dari para petinggi dan yang berwenang di negeri ini ( saya pribadi )

1.2.      Tujuan Makalah
Memberikan sedikit informasi tentang karya anak bangsa. Mobil ESEMKA – Bangsa Indonesia bangga dengan hadirnya Mobil ESEMKA yang tercipta dari tangan tangan kreatif anak anak SMK.
Mobil Nasional yang dinamakan ESEMKA ini lantaran memang dirakit oleh para siswa SMK di Jawa Tengah. Mobil Esemka tidak hanya punya 1 model tetapi berbagai model dan tipe tergantung dari sekolah SMK mana yang merakitnya.










BAB II
BADAN MAKALAH

2.1.      Latar  Belakang
Mobil ESEMKA - Bangsa Indonesia bangga dengan hadirnya Mobil ESEMKA yang tercipta dari tangan tangan kreatif anak anak SMK.
Mobil Nasional yang dinamakan ESEMKA ini lantaran memang dirakit oleh para siswa SMK di Jawa Tengah. Mobil Esemka tidak hanya punya 1 model tetapi berbagai model dan tipe tergantung dari sekolah SMK mana yang merakitnya.
Mobil Esemka ini tidak kalah dengan mobil sejenis SUV lainnya yang saat ini menguasai pasar mobil di Indonesia. Saat ini PT Autocar Industri Komponen (AIK) dan beberapa perusahaan seperti PT Solo Manufaktur Kreasi membantu SMK mewujudkan mobil Esemka itu. Tetapi untuk saat ini mobil esemka masih belum diproduksi secara masal lantaran masih menunggu izin layak jalan dari instansi terkait.
Mobil ESEMKA Model mobil pertama yang diproduksi oleh Esemka ialah model SUV yang dikenal dengan Esemka Rajawali. Modelnya kini sudah mengalami perubahan. Saat ini rupanya lebih mirip Honda CR-V 2012 dengan bodi belakang Isuzu Panther namun dengan ukuran lebih panjang.
Sementara model kedua adalah pikap double kabin yang dibuat oleh SMK 1 Singosari Esemka Digdaya yang dinamai Digdaya. Rencananya jika dipasarkan mobil ini akan dibanderol seharga Rp 100 juta. Dengan harga tersebut untuk ukuran pikap double kabin memang menggiurkan. Apalagi ditambah dengan tongkrongan bodi yang kekar.

2.2.      Faktor-Faktor
Intelektual merasa mobil esemka dibuat sembarangan oleh anak SMK. Tidak ada engineer S1, S2 dan S3. Mungkin mereka menganggap mobil dibuat asal ketok, asal las, asal pasang. Pelajaran SMK memang tidak mempelajari filosofi. Tidak mempelajari “kenapa?”, tapi ilmu-nya pragmatis cukup untuk menyelesaikan masalah yang biasa. Ilmu-nya hapalan dan pengalaman. Tidak cukup untuk menjawab masalah baru yang belum pernah ada jawabnya. Jadi apakah ilmu SMK cukup untuk membuat mobil? Jawabnya cukup! Membuat mobil itu masalah biasa, bukan masalah baru yg misterius. Insinyur S1 bertugas merancang, misalnya baut, tapi belum tentu bisa ngencengi baut. Hands-on atau keterampilan S1
kebanyakan kurang. Tapi bisa njlimet menjelaskan kekuatan baut, batas
lelah, dan bagaimana membuatnya. Nah kalau SMK pinter mengencangkan baud. Ada juga insinyur sastra S1, S2, S3. Mungkin intelektual S1, S2, S3 ini tersinggung karena mereka ngga bisa bikin apa2, cuman omong doang xD ! Hahahahaha. Btw proyek mobil esemka ini sebenarnya dimotori seorang alumni Mesin ITB angkatan 1984.
Dan senjata untuk menjatuhkan mobil esemka adalah faktor kelayakan, faktor keselamatan dan faktor ketersediaan spare part. Mobil esemka bukanlah 100 % buatan SMK, sebenarnya sama saja dengan karoseri. Bedanya kalau karoseri masih pakai merek ATPM dan untung gede buat ATPM dan prinsipal (jepang, korea dsb). Mobil esemka pakai onderdil mobil2 ATPM yg ada. Chasis pakai chasis mobil merk ATPM A, kaki2 pakai kaki2 mobil ATPM B, rem pakai rem mobil ATPM C dsb. Praktis yang benar2 didesain mungkin hanya body dan interior/exterior. Katanya juga bikin mesin sendiri. Pakai beli lisensi Timor (KIA).
Jadi sebenarnya mobil esemka aman dan layak, apalagi perakitannya juga dilakukan oleh perusahaan karoseri (KIAT). Onderdil mestinya juga gampang dibuat. Kemenhub juga sudah menyatakan layak jalan, hanya emisi-nya tidak euro 4.

2.3.      Peranan Pemerintah
KLATEN-Universitas Gadjah Mada (UGM) siap melakukan kerjasama dalam pengembangan mobil ESEMKA karya siswa SMKN 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Apresiasi dan bentuk kerjasama telah dimulai dari kunjungan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D., bersama tim dari Fakultas Teknik UGM, KAGAMA dan BNI ke Pemkab Klaten serta di bengkel Kiat ESEMKA.
Di Pemkab Klaten tim UGM ditemui langsung oleh Bupati Klaten Sunarno. Di hadapan Bupati, Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha UGM Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D menjelaskan bahwa UGM memberikan apresiasi atas mobil ESEMKA yang telah dikembangkan oleh siswa SMKN 1 Trucuk. Atyanto menegaskan bahwa UGM siap memberikan dukungan untuk menyempurnakan pengembangan mobil ESEMKA tersebut.
Ketua Pusat Pengurus KAGAMA, Prof. Dr. Ir. Sunjoto, DIP., HE., DEA. dalam kesempatan itu juga berharap agar mobil ESEMKA bisa terus dikembangkan dan dilakukan penyempurnaan. Sunjoto mengatakan jika mobil ESEMKA bisa menjadi mobil nasional maka melalui jaringan KAGAMA maka bisa semakin berkembang.    









BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Kita bangga dengan karya dan inovasi anak-anak Klaten. Suatu saat jika sudah menjadi mobil nasional maka bisa terus dikembangkan melalui jaringan KAGAMA di seluruh Indonesia
Jadi sebenarnya mobil esemka aman dan layak, apalagi perakitannya juga dilakukan oleh perusahaan karoseri (KIAT). Onderdil mestinya juga gampang dibuat. Kemenhub juga sudah menyatakan layak jalan, hanya emisi-nya tidak euro 4.

3.2.      Saran
untuk mengukur kemampuan sebuah karya harus diawali dengan uji kelayakan. karya-karya pelajar di Indonesia sudah sepatutnya mendapat perhatian dan dukungan serius dari semua pihak. Selain untuk meningkatkan minat dan kemampuan pelajar, juga untuk memotivasi pelajar lainnya di Indonesia.
Meski bukan pertama kali dibuat, mobil rakitan siswa SMK yang diberi merek, "Kiat Esemka" menjadi buah bibir, gara-gara dijadikan mobil dinas baru Walikota Solo, Jokowi dan wakilnya. Berbagai apresiasi pun datang.

DAFTAR PUSTAKA

- http://dewigurning.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html



Diplomatik Indonesia dan Malaysia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Dalam lingkungan internasional saat ini tidak ada negara yang dapat mengisolasi dirinya terhadap pengaruh asing atau pengaruh dari negara lain. Tiap negara saling membutuhkan satu sama lain untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan negara tersebut. Untuk mencapai apa yang menjadi kepentingan dan keinginan negara satu terhadap negara lain, maka perlu dijalin kerja sama antar negara baik secara bilateral maupun multilateral.kerjasama tersebut dapat terbentuk melalui kebijakan politik luar negeri suatu negara.
Sebagai suatu Negara merdeka dan berdaulat, serta anggota masyarakat internasional, Indonesia mempunyai dan melaksanakan politik luar negeri. Politik luar negeri tersebut merupakan bagian dari seluruh kebijaksanaan pemerintah. Politik luar negeri bertujuan untuk mencapai dan memelihara kepentingan nasional dalam hubungannya dengan luar negeri. Politik luar negeri mencerminkan kepentingan nasional,diwujudkan dalam berbagai kegiatan dengan Negara - Negara lain, baik dalam bentuk bilateral maupun dalam bentuk kerjasama regional ataupun internasional.Hubungan baik antar negara yang bertetangga memang diperlukan untuk memperat jalinan kerja sama dan mencegah timbulnya konflik.
Hal ini juga dialami oleh Indonesia dengan Malaysia dimana kedua negara tersebut memiliki sejarah panjang dalam hubungan kenegaraan, baik dalam lingkup bilateral maupun regional. Seiring dengan proses globalisasi yang semakin meluas, termasuk dalam kawasan Asia Tenggara, maka terjadi perubahan pula dalam hubungan kedua negara tersebut Kerja sama bilateral juga terjadi diantara negara Indonesia dengan negara Malaysia, dua negara yang dekat secara geografis maupun historis telah lama menjalin kerja samanya di segala bidang.Namun dalam perjalanan kerja samanya tidak selalu berjalan harmonis karena terdapat persoalan-persoalan.Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat dihindari karena yang memegang peranan penting hubungan antar negara adalah kepentingan nasional masing-masing negara. Permasalahanpun muncul ketika kepentingan-kepentingan nasional negara-negara tersebut saling berbenturan yang pada akhirnya mempengaruhi pola hubungan antar negara.

1.2        Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan politik luar negeri indonesia dan malaysia ?
Hubungan Politik Luar Negeri Indonesia dengan Malaysia sering mengalami pasang-surut, hal tersebut disebabkan oleh banyak hal, baik dikarenakan oleh keadaan atau situasi politik luar negeri masing-masing negara, maupun oleh permasalahan yang disebabkan oleh Negara-Negara atau kelompok-kelompok serta organisasi Internasional diluar hubungan Bilateral kesua negara ini (Indonesia dan Malaysia).



BAB II
PEMBAHASAN

2.1        Pengertian Politik Luar Negeri
  Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain atau pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu. Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional”. Melalui politik luar negeri, pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam masyarakat antar bangsa”. Dari uraian tersebut ,dapat diketahui bahwa tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara di masa mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan.

2.2        Politik Luar Negeri Indonesia
Dasar - dasar politik luar negeri Indonesia tercantum dalam pembukaan UUD 1945. politik luar negeri mempunyai landasan yang kuat karena berakar dari falsafah pancasila yang merupakan pencerminan cita cita bangsa dan harus dipatuhi secara setia, serta tidak boleh menyimpang dari pancasila.Adapun landasan dari politik luar negeri adalah Pancasila dan UUD 1945.Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Politik luar negeri indonesia adalah politik bebas aktif.Namun dari rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar negeri yang bebas aktif. 
Politik luar negeri Indonesia dikenal dengan politik luar negeri bebas dan aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Bebas, artinya tidak memihak pada kekuatan kekuatan yang berhadapan untuk saling menguasai.
Aktif, artinya Indonesia berperan secara aktif mengusahakan perdamaian dunia.Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif. Bahkan di belakang kata bebas dan aktif masih ditambahkan dengan sifat-sifat yang lain, misalnya anti kolonialisme, anti imperialisme. Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah : Bebas Aktif , Anti kolonialisme , Mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan Demokratis.

2.3        Hubungan Kerjasama Indonesia Dan Malaysia
Indonesia dan Malaysia telah bekerjasama sejak lama.Berbagai kerja sama telah dilakukan Indonesia dengan Malaysia hingga saat ini, sehingga tercipta hubungan baik diantara kedua negara. Kerja sama yang dilakukan meliputi berbagai bidang antara lain di bidang ekonomi, bidang pendidikan,bidang sosial,kerjasama anti teroris.Dalam bidang pendidikan, antara Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan dengan mengadakan pertukaran pelajar setiap tahunnya.dalam Bidang Ekonomi,Banyaknya investor-investor dari Malaysia yang berinvestasi di Indonesia telah sedikit banyak membantu pemerintah Indonesia di dalam mengentaskan pengangguran. Investor dari Malaysia banyak menanamkan investasinya dalam industri perkebunan kelapa sawit.
Di bidang perkebunan kelapa sawit, Indonesia-Malaysia telah setuju untuk memperkuat pasar, meningkatkan kapasitas perdagangan, memfasilitasi praktik perdagangan yang adil, dan berpartisipasi dalam misi investasi dan bisnis. Kedua negara saat ini menguasai 80 persen produksi sawit dunia .Hal ini tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak. Selain itu di bidang sosial, di Malaysia juga banyak di tempatkannya Tenaga Kerja dari Indonesia yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga(PRT), petugas medis, pekerja bangunan serta tenaga profesional lainnya.dalam kerjasama anti teroris, Indonesia dan Malaysia sepakat menjadikan terorisme sebagai musuh bersama. Kedua negara bertekad memerangi teroris dengan melakukan pertukaran intelijen dalam waktu dekat. 
Pertukaran intelejen ini sangat penting untuk menempatkan posisi kedua negara ke tempat yang lebih baik dalam memerangi teroris yang mengancam negara. Misalnya Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Tentara Malaysia kembali melakukan latihan gabungan yang difokuskan terhadap pengamanan perbatasan kedua negara di wilayah Kalimantan. Kedua negara bersepakat untuk berkoordinasi, beroperasi bersama tentang keamanan di perbatasan kedua negara. Kerja sama ini dimaksudkan untuk mewujudkan kondisi keamanan strategis kawasan kedua negara.
Pada bidang teknologi, di tahun 2002 Indonesia-Malaysia bekerjasama membuat satelit mikro.di bidang budaya,kedua negara sering mengadakan festival budaya secara bersama – sama,mempromosikan budaya masing-masing,serta melakukan hubungan diplomatik guna membahas peningkatan kerjasama di bidang kebudayaan.

2.4        Permasalahan Yang Dihadapi Antara Indonesia Dan Malaysia
Kerjasama yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia dalam berbagai bidang tidak berjalan mulus,muncul permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
1.      Masalah Perbatasan
a.       Selat Malaka
Seperti halnya negara-negara yang sedang berkembang lainnya di kawasan Asia, masalah perbatasan merupakan masalah yang kerap dihadapi. Tumpang tindih pengaturan ZEE dengan beberapa negara tetangga juga berpotensi melahirkan sengketa yang dapat mengarah pada konflik internasional. Kaitannya dengan hubungan Indonesia-Malaysia, masalah perbatasan dapat terlihat dalam kasus Selat Malaka dimana kawasan perairan tersebut diklaim oleh beberapa negara yaitu Singapura, Malaysia, dan termasuk Indonesia. Kenapa Selat Malaka begitu penting? Karena Selat Malaka merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang menghubungkan antara negara-negara barat dengan negara-negara timur, sehingga kawasan ini merupakan kawasan yang strategis bagi jalur perdagangan. Masalah Selat Malaka sempat akan diinternasionalisasikan, namun tidak jadi karena cukup negara-negara pantai yang menjaga perairan tersebut, yaitu Singapura, Malaysia, dan Indonesia.Penjagaan Selat Malaka dilakukan dengan cara masing-masing angkatan laut negara-negara pantai melakukan patroli bersama di sekitar wilayah perairan selat Malaka. Hingga sekarang masih belum jelas status daru Selat Malaka merupakan bagian dari wilayah negara mana.
b.      Pulau Sipadan-Ligitan dan masalah Ambalat
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 17.504 pulau dan terdapat pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun kondisi geografis tersebut kurang diperhatikan oleh pemerintah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dari Indonesia
Hal ini terbukti dengan “hilangnya” Pulau Sipadan-Ligitan, Sebenarnya skenario “pengambilalihan” Pulau Sipadan-Ligitan telah dipersiapkan sejak lama oleh Malaysia tinggal menunggu waktu yang tepat dan tiba-tiba pada tahun 2000 Malaysia membawa masalah Sipadan-Ligitan ke International Court of Justice (ICJ) yang pada akhirnya dimenangkan oleh Malaysia. Setelah mendapatkan Sipadan-Ligitan, Malaysia berambisi menduduki Ambalat yang diduga mengandung minyak dan gas bumi yang nilainnya amat besar mencapai miliaran dollar Amerika.Krisis hubungan ini dimulai sejak PETRONAS (perusahaan minyak milik Malaysia) memberikan konsesi pengeboran minyak lepas pantai Sulawesi yaitu di blok Ambalat kepada SHELL (perusahaan milik Inggris dan Belanda) yang mengakibatkan hubungan Indonesia-Malaysia mengalami ketegangan yang mencemaskan. 
2.      Persoalan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 
Masalah tenaga kerja asal Indonesia, khususnya TKI ilegal, telah sejak lama menjadi ganjalan dalam hubungan Indonesia-Malaysia. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia adalah pemasok tenaga kerja (baik legal, maupun ilegal) paling banyak ke Malaysia yang rata-rata bekerja sebagai buruh pabrik atau pembantu rumah tangga. Banyaknya kejadian penganiayaan, pelecehan seksual, hingga tidak dibayarkannya gaji oleh majikan,para TKI dihukum tanpa alasan yang pasti.ini merupakan masalah yang kerap dihadapi oleh para TKI khususnya para TKI ilegal di Malaysia,yang tak kunjung usai karena status mereka yang ilegal.

3.      Masalah Ilegal Logging
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat besar khususnya adalah hutan yang dapat memberikan hasil-hasil hutan yang sangat menjanjikan seperti kayu, rotan, dan lain-lain. Persoalan ilegal logging yang telah lama terjadi di Indonesia mencuat kembali karena makin banyaknya kayu-kayu Indonesia yang dicuri dan dibawa keluar negeri. Malaysia yang berbatasan langsung dengan Kalimantan juga dianggap sebagai “pencuri” hasil hutan Indonesia. Mafia-mafia kayu tersebut membawa kayu-kayu dari Indonesia dengan cara membeli kayu dan membiayai pencuri kayu dari Kalimantan dan Papua, yang kemudian makin maraklah ilegal logging yang didukung dana dari pengusaha kayu Malaysia
Dengan makin banyaknya kayu-kayu yang dicuri, Indonesia mengalami kerugian yang sangat besar karena kekayaan alamnya telah dicuri oleh negara lain dan Karena kayu-kayu curian tersebut dijual ke Eropa atau Jepang.
Selain itu ilegal logging juga mengakibatkan kerusakan lingkungan karena makin banyaknya penebangan liar dilakukan di hutan-hutan Indonesia.
4.      Masalah Asap Kebakaran Hutan
Dampak dari kerusakan hutan Indonesia tak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri tapi juga oleh negara lain termasuk Malaysia. Salah satunya adalah kebakaran hutan yang terjadi akibat penggundulan hutan dan ditambah dengan fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan sehingga menyebabkan kebakaran hutan yang hebat seperti di hutan Kalimantan (kasus tahun 1994-1997) dimana asap dari kebakaran hutan tersebut sampai terbawa ke negara tetangga karena tertiup angin. Karena luasnya wilayah kebakaran hutan maka terbentuklah kabut asap yang hampir menutupi beberapa daerah termasuk Malaysia. Selama kebakaran hutan di Indonesia terjadi, indeks standar pencemaran udara di Malaysia mencapai titik yang membahayakan. 
Awan tebal yang menyelimuti disamping udara yang tidak sehat di wilayah tersebut menimbulkan kemarahan dari masyarakat dan pemerintah Malaysia. Kabut asap mengganggu kegiatan sehari-hari penduduk Malaysia seperti jarak pandang yang terbatas dan mereka harus menggunakan masker jika mereka melakukan kegiatan diluar rumah.
5.      Masalah Kebudayaan
Indonesia dan Malaysia memiliki persamaan budaya, karena kedua negara berasal dari rumpun yang sama (Rumpun Melayu). sering terjadi pengklaiman budaya dari pihak malaysia, misalnya terjadi konflik akan lagu “Rasa Sayange” dikarenakan lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, Pengklaiman “Batik “sebagai salah satu warisan kebudayaan bangsa oleh malaysia, Pengklaiman seni “Reog ponorogo”, Pengklaiman alat musik “angklung”,dan contoh yang terakhir yaitu” Tari pendet”.

2.5        Upaya – Upaya Pemerintah Indonesia
Deterrence (Penangkalan )
Pemerintah Indonesia harus lebih meningkatkan konsep deterrence atau penangkalan. Dengan adanya deterrence ini diharapkan dapat memberikan dampak psikologis terhadap negara-negara yang akan melakukan serangan militer ke Indonesia sehingga mereka akan mengetahui efeknya .Salah satu langkah untuk mewujudkan deterrence tersebut yaitu dengan melakukan modernisasi atau pembangunan kekuatan militer Indonesia. Pembaharuan harus benar – benar dilakukan, tidak hanya sekedar perawatan persenjataan yang telah ada tetapi kita perlu membeli senjata dan peralatan tempur lainnya yang modern juga memiliki teknologi yang canggih untuk melindungai wilayah NKRI ini. Kekuatan militer Indonesia terutama di bidang teknologi telah tertinggal jauh. Modernisasi perlu dilakukan, terutama dalam Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) juga stabilisasi dalam Angkatan Darat (AD) untuk mempertahankan wilayah NKRI dari ancaman yang datang baik dari luar maupun dalam negeri. 
Diplomasi
Tidak semua persoalan antara Indonesia dengan Malaysia dapat diselesaikan dengan jalan militer untuk mencapai suatu penyelesaian. Kebanyakan untuk menyelesaikan masalahnya, pemerintah Indonesia dengan Malaysia melakukan hubungan diplomasi untuk membicarakan dan melakukan lobi-lobi menyangkut permasalahan yang dihadapi kedua negara. Berbagai upaya diplomasi ditempuh untuk mencari jalan keluar terbaik bagi kedua pihak tanpa melukai hubungan bilateral. Indonesia perlu meningkatkan upaya diplomasi untuk mencegah segala bentuk permasalahan yang dihadapi dengan Malaysia berkembang mejadi konflik militer.
Dalam pelaksanaannya, diplomasi yang dilakukan harus diaksanakan oleh orang-orang yang ahli dalam berdiplomasi dan mengerti akan masalah yang tengah dihadapi sehingga kepentingan-kepentingan kita dapat tersampaikan dalam berbagai perundingan menyangkut hubungan Indonesia dengan Malaysia. diplomasi perlu dilakukan Indonesia setidaknya untuk membangun komunikasi dan saling pengertian diantara kedua negara sehingga Indonesia diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan yang ada agar tidak muncul ke permukaan dan mengakibatkan terjadinya konflik. 
Cooperative Security (Kerjasama Keamanan)
Kerja sama keamanan memang perlu dilakukan oleh Indonesia,mengingat banyaknya masalah-masalah yang terjadi di kawasan-kawasan perbatasan Indoesia-Malaysia. Setidaknya dengan dilakukannya kerja sama kemanan dapat meredam konflik yang terjadi.Seperti yang dilakukan di Selat Malaka, dilakukan dengan patroli bersama di perairan tersebut dengan begitu Indonesia, Malaysia, Singapura tidak terlibat dalam peperangan namun penjagaan wilayah yang diklaim masing-masing negara. Cooperative security dapat meminimalisir terjadinya konflik dan meningkatkan kerja sama antar negara di bidang pertahanan dan keamanan.misalnya Masalah piracy, illegal logging yang merupakan tantangan besar bagi kita, tapi merupakan bentuk konflik lain sehingga Indonesia tidak perlu mencurahkan dana terlalu besar.
Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaga perairan beramai-ramai mengingat keterbatasan kapasitas pertahanan maritim Indonesia dengan demikan efisiensi juga dapat tercapai..Indonesia dan Malaysia juga perlu mengadakan latihan militer,gabungan berkaitan dengan banyaknya masalah kemanan yang muncul di sepanjang perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia diamana latihan gabungan ini meliputi aspek darat, samudera, dan angkasa.Diharapkan dengan adanya latihan gabungan ini hubungan angkatan bersenjata kedua negara dapat kembali pulih. 
Di bidang non-militer, Indonesia-Malaysia pernah menjalin kerja sama dalam mengatasi kasus kabut asap di kawasan Sumatera yang menimbulkan berbagai masalah di wilayah kedua negara.Termasuk apakah nanti akan dibuat hujan buatan atau cara-cara lain disamping pengiriman tenaga untuk memadamkan kebakaran hutan.
Pengawasan Lalu-lintas Lintas Batas
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas terdiri dari sebagian besar lautan dan hanya 36,6 % berupa daratan. Daratan yang ada merupakan rangkaian dari dari beribu – ribu pulau sehingga batas-batas antar wilayah kabupaten/kota dan propinsi di dalam negeri, maupun dengan negara tetangga menjadi sangat mudah ditembus dengan berbagai cara.oleh karena itu pemerintah Indonesia perlu meningkatkan Pengawasan lalu lintas batas.
Perlindungan Warga Negara
Pemerintah RI memberikan perlindungan kepada warga negaranya di manapun dia berada, baik di dalam maupun di luar negeri. Perwakilan RI di luar negeri (KBRI) adalah lembaga Pemerintah yang bertanggung jawab memberikan perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Perlindungan yang diberikan selain layanan kesehatan, konseling, dan bantuan administratif, juga termasuk memberikan penampungan yang aman serta mengusahakan pemulangannya ke Indonesia. misalnya dalam kasus TKI di malaysia,pemerintah berupaya dalam berbagai cara misalnya mencakup kegiatan penampungan dalam tempat yang aman, pemulangan (ke daerah asalnya atau ke dalam negeri) termasuk upaya pemberian bantuan hukum dan pendampingan, rehabilitasi (pemulihan kesehatan fisik, psikis), reintegrasi (penyatuan kembali ke keluarganya atau ke lingkungan masyarakatnya) dan upaya pemberdayaan (ekonomi, pendidikan).
Upaya-upaya lain 
Pemerintah berupaya Meningkatan Sumber daya Manusia melalui pendidikan masyarakat melalui sarana dan prasarana pendidikannya, dan peningkatan pengetahuan masyarakat melalui pemberian informasi seluas-luasnya dalam berbagai aspek-aspek yang terkait.khususnya yang berkaitan dengan kebudayaan Bangsa Indonesia yang merupakan Identitas Bangsa. Upaya lain dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan budaya (Pengklaiman budaya indonesia oleh Malaysia seperti batik) : pemerintah mendaftarkan batik ke dalam jajaran daftar budaya pada UNESCO yang meminimalisir para TKI yang ilegal.selain itu , pemerintah harus lebih memberikan pelayanan yang terbaik khususnya dalam prosedur birokrasi dan pembuatan paspor. Indonesia dan malaysia membuat perjanjian bilateral yang harus mengakomodasi perlindungan terhadap TKI dan prosedur pengiriman tenaga kerja dan pengaturan hak-hak dasar TKI yang harus dihormati oleh warga Malaysia dan aparat penegak hukum. Demikian pula harus dimuat ketentuan tentang kesamaan kedudukan para TKI di depan hukum Malaysia, layaknya warga setempat



BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Dalam hubungan bernegara memang tidak selamanya berjalan harmonis pasti terdapat beberapa potensi persoalan yang dapat menggoyahkan hubungan antar negara. Setiap persoalan yang terjadi dapat menimbulkan dampak yang berbeda bagi masing – masing negara, dampak tersebut dapat berupa kerja sama atau konflik. Misalnya dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia dan Malaysia telah mengalami berbagai persoalan yang mengganggu kerja sama yang selama ini telah dibangun. Dari permasalahan perbatasan yang hampir mengarah pada konflik militer kemudian Persoalan TKI ilegal,masalah pengklaiman budaya Indonesia oleh Malaysia.Terkadang dalam suatu konflik, satu aspek yang terkena konflik dapat merambat ke aspek-aspek lainnya.
Agar tidak terulang lagi atau setidaknya mengantisipasi dan meminimalisir konflik-konflk yang terjadi,Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi konflik dan perlu meningkatkan posisi tawar (bargaining position) Indonesia terhadap Malaysia. Segala upaya yang dilakukan bertujuan agar kelak tidak ada lagi permasalahan yang mengganggu hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Malaysia.
Pada dasarnya hubungan antar negara dipengaruhi oleh kepentingan masing-masing negara dan hubungan antar negara dapat berjalan dengan baik jika kepentingan-kepentingan tersebut tidak saling berbenturan. Oleh karena itu kedua negara harus saling menghormati,menghargai satu sama lain,saling terbuka dalam menyikapi setiap permasalahan serta mengantisipasi dan mengelola potensi konflik, dan akhirnya mengembangkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan diberbagai bidang.
Jadi, perlu kita sadari bahwa membina hubungan baik antar negara merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup bernegara. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari masyarakat indonesia serta kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam membina hubungan tersebut. Dari faktor-faktor penyebab konflik serta hambatan – hambatan yang terjadi, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk dikurangi , Yang penting bagi bangsa Indonesia saat ini adalah mengadakan rekonsiliasi bagi semua kejadian akibat situasi dan kondisi yang tidak kondusif saat ini.Kita harus terus berupaya dan saling mendukung dan berjuang merajut masa depan yang lebih baik.mari kita curahkan energi kita untuk membangun bangsa dan Negara Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan Kepentingan seluruh rakyat indonesia.



DAFTAR PUSTAKA

-         Budiardjo , Miriam , Dasar – dasar ilmu politik , Gramedia , Jakarta , 2008
-         H.I , Rahman , sistem politik indonesia , Graha ilmu , Yogyakarta , 2007
-         Sekitar kita , 2009 , “ kerjasama Indonesia dan Malaysia “ , www.sekitarkita.com , 10 Desember 2009.
-         Wikipedia , 2009 , “ Politik Luar Negeri “ , www.wikipedia.org , 11 desember 2009.
-         Tempointeraktif , 2009 , “Hubungan kerjasama Indonesia dan Malaysia“ www.tempointerkatif.com , 12 Desember 2009.,